Siang itu matahari sangat terik, pancaran panasnya menyengat kulit siapapun yang berada di bawahnya. Kendaraan yang berlalu-lalang pun menambah kepengakan kota. Para pedagang minuman dingin seolah menari-nari menimati pendapatan yang meningkat di hari yang terik ini.
Keringat gadis itu bercucuran di pelipisnya, sesekali ia mengapusnya dengan lengan baju berwarna kusam miliknya itu. Tak lelah ia menawarkan segendong Koran melalui celah kaca mobil yang terbuka, terkadang ia tak segan mengetuk kaca pengemudi yang tertutup rapat. Beginilah aktivitasnya sehari-hari. Walaupun serba berkekurangan, ia tak ingin menghabiskan waktunya dengan duduk di trotoar jalanan demi memohon belas kasihan orang.
Langkah gontainya menuju ke halaman sebuah gedung besar milik salah satu perusahaan EO terkemuka di Jakarta, kota besar ini. Dulunya ia pernah bercita-cita untuk mengais rezeki dari perusahaan ini. Tapi dengan pendidikannya yang minim itu membuatnya mengurungkan cita-cita yang dulu pernah ia lukis di dalam mimpinya itu. Ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi? dapat makan sehari bersama kedua adiknya sajapun ia sudah sangat bersyukur.
Naomi, seorang gadis tamatan SMA yang sekarang menjadi tulang punggung bagi kedua adiknya. Ibunya telah kembali ke pangkuan Tuhan, bertemu ayahnya yang telah lebih dahulu ke sana. Kedua adiknya bernama Fika dan Indy. Indy adalah seorang bocah autis oleh sebab itu Fika tidak ikut membantu Naomi bekerja dan lebih memilih untuk mengurus Indy. Menurut Naomi misikin harta boleh saja tapi jangan sampai miskin iman, oleh sebab itu Naomi tidak pernah menyalahkan Tuhan atas apapun yang menimpa keluarganya.
Langkah kakinya terhenti tepat di beranda belakang gedung megah ini, ia memilih untuk beristrahat sejenak untuk melepas lelah yang sejak tadi digendongnya. Diletakkannya Koran yang sudah terlihat lusuh itu di samping tempatnya bersandar. Ia
lantas merehatkan matanya dan mulai mencoba tidur.
“Permisi buk Naomi, klien kita sudah berada di ruangan dan sebentar lagi rapat akan dimulai” seru seorang wanita muda berpakaian layaknya pekerja kantoran, ya memang benar ia adalah seorang sekretaris milik manager EO itu.
“Baiklah saya segera ke sana.” jawab Naomi.
Dengan langkah gontai ia mulai melesat ke aula rapat perusahaan ini. Sebelum ia memasuki ruangan ber-AC itu , ia dengan sigap membetulkan bajunya dan menyunggingkan senyum pada bibir meronanya itu. Ritme yang diciptakan dari tumit sepatu miliknya menuntun langkahnya memasuki ruangan rapat itu.
“Baiklah buk Naomi, saya tidak akan berlama-lama. Maksud kedatangan saya kesini ingin mengkonfirmasi tentang ajuan kerja sama dari pihak Event Organizer ini dengan Bakery Shop milik kami. Kami sendiri telah membicarakan hal ini secara matang dan akan menerima tawaran dari pihak EO.” Seru seorang yang beribawa dibalik kemeja maroon yang dibalut dengan jas hitam disana.
“Wah pertama saya mengucapkan terima kasih kepada pihak Bakery Shop yang telah menerima tawaran kerja sama dari pihak kami dan…” belum sempat Naomi menyelesaikan kalimatnya, seorang pegawai tak sengaja menumpahkan segelas air kepada Naomi.
“Byuuurr..” suara air yang menari ke tubuh Naomi terdengar nikmat bagi seseorang yang dengan sengaja melakukan hal tersebut kepadanya. Dilihat dari pakaian yang ia kenakan, sepertinya dia adalah seorang petugas keamanan.
Naomi tersadar, buah tidur yang ia ciptakan tadi lenyap seketika bersamaan dengan datangnya air yang membasahinya. Tak bisa marah, Naomi hanya menunjukkan mimik kesalnya saja. Pasalnya security EO tersebut tidak hanya membuatnya basah kuyup saja, Koran-koran yang berada di sebelahnyapun ikut bermandikan air tersebut.
Naomi pun mengambil langkah untuk menjauh, ia paham maksud security tersebut adalah untuk menyuruhnya pergi dari sini. Security yang melihatpun lantas menyunggingkan senyum penuh kemenangan kepada Naomi.
“Enak ya bekerja di EO ini” gumam Naomi sambil mengulang-ngulang mimpinya, sepertinya ia tak ingin mimpinya itu lenyap dari ingatannya. Sambil memandang bangunan megah EO dari kejauhan, pandangannya jatuh kepada secarik kertas yang tertempel di dinding pagar beton milik bangunan tersebut.
“Lowongan Kerja bagi seorang wanita berumur 18-22 tahun, pendidikan minimal SMA. Bekerja dengan ulet sebagai Cleaning Servis Blink Event Organizer. Untuk informasi lebih lanjut hubungi…” Naomi menyunggingkan senyum setelah membaca kalimat
terakhir dari brosur tersebut.